Thursday, November 9, 2017

Subhanallah... Inilah cita-cita mulia didirikannya PII

Coretan kisah awal perjuangan PII


“Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan Islam bagi seluruh bangsa Indonesia dan umat manusia”.

  Kalimat di atas sudah tentu sangat familiar di kalangan aktivis maupun keluarga besar Pelajar Islam Indonesia (PII). Rangkaian kata-kata indah yang penuh makna tersebut merupakan aktualisasi dari cita-cita salah satu pendiri PII
, H M Joesdi Ghazali. Mas Joesdi, sapaan akrab beliau sering berkeluh kesah karena beliau melihat bahwa terdapat adanya jurang pemisah yang semakin hari semakin melebar antara pelajar di sekolah umum dan para santri di pendidikan pesantren.

  Pria yang lahir tanggal 20 Oktober 1923 itu sangat risih melihat hal tersebut. Karena pada saat itu ada dua sistem pendidikan di Indonesia, yaitu sistem pendidikan sekuler hasil warisan penjajah Belanda dan sistem pendidikan pesantren. Para pelajar di sekolah umum menganggap para santri di pesantren sebagai orang yang kolot, karena santri tersebut hanya mau mempelajari ilmu agama tanpa belajar ilmu duniawi. Sebaliknya, para santri menganggap bahwa orang-orang yang bersekolah di sekolah umum sebagai orang kafir, karena mereka hanya mempelajari ilmu duniawi dengan mengesampingkan ilmu agama, dikarenakan ajaran sekulerisme oleh Belanda saat masih menjajah Indonesia.

  Akhirnya ia menyampaikan gagasannya kepada teman-temannya. Lalu Mas Joesdi bersama dengan Anton Timur Djaelani, Ibrahim Zarkasyi, Amien Syahri dan Tejaningsih sepakat untuk mendirikan sebuah organisasi kepelajaran yang dapat menjadi jembatan antara pelajar sekolah umum dan santri di pondok pesantren. Pada tanggal 4 Mei 1947, tepatnya di Jalan Margomulyo No.8 Yogyakarta diputuskan bahwa didirikan sebuah organisasi pelajar bernama Pelajar Islam Indonesia (PII).

  Bebagai organisasi pelajar yang bersifat kedaerahan melebur ke dalam PII. Tercatat Persatuan Pelajar Islam Indonesia (PPII) Yogyakarta, Pergabungan Kursus Islam Indonesia Sekolah Menengah (Perkisem), Persatuan Pelajar Islam Suryakarta (PPIS), Persatuan Pelajar Islam (PPI) Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara melebur ke dalam PII. Juga GPII seksi pelajar bergabung dengan PII.
 
  Di Dalem Kusumojudan Solo, PII mengadakan kongres I pada tanggal 14-16 Juli 1947. Salah satu hal yang dibahas dalam kongres tersebut adalah terpilihnya Pengurus Besar PII yang dipimpin oleh Nursyaf dengan awak Joesdi Ghazali, Anton Timur Djaelani, Ibrahim Zarkasyi, Amien Syahri dan Tejaningsih.

  Mas Joesdi selalu berpesan kepada setiap aktivis PII yang berkunjung ke rumahnya : "Tolong PII dijaga, karena ini adalah amanat ummat. Embanlah dengan penuh ghirah, perjuangan dan pengorbanan serta semangat ukhuwwah."

(Dikutip dari berbagai sumber)

2 comments:

  1. Cita cita yang sangat Mulya, tapi keadaan sekarang tidak mencerminkan dari gerakan untuk mewujudkan cita-cita.

    ReplyDelete
  2. Casino Del Sol - Mapyro
    Find the 상주 출장마사지 best 김포 출장샵 Casino Del 삼척 출장안마 Sol in San Diego, CA from $79 하남 출장안마 to $99. Casino Del Sol - Mapyro | 경기도 출장마사지 Mapyro

    ReplyDelete

Lirik lagu PII : "Musafir Kelana"

Kau datang waktu gelap menyeluruh Saat musafir kehilangan arah Di tengah sahara  terasing sesama